The World of Annie Nugraha: THE DIWALI FAIR

Sabtu, 17 September 2011

THE DIWALI FAIR - SINGAPORE

Rating:
Category:	Other

THE DIWALI FAIR
The Orchard Parade Hotel
Tanglin Road
Singapore

21 - 22 September 2011

Alhamdulillah, dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT, pameran dalam rangka tahun baru India, DIWALI/DIPAVALI yang diikuti oleh Fiona's Corner and Friends, telah terlaksana dengan baik.

Secara nilai penjualan/nominal memang belom menghasilkan ataupun menutupi seluruh biaya operasional yang sudah dikeluarkan, tapi pengalaman, kesempatan bertemu dengan teman-teman baru non-Indonesian sekaligus memperkenalkan wire jewelry Indonesia, serta mendalami situasi event/pameran di Singapore, sudah bukan main suatu titik awal pengembangan bisnis yang luar biasa bagi saya pribadi maupun bagi Indonesia Wire Jewelry Community (IWJC).

Salut buat EO yang berhasil mempromosikan acara sehingga pengunjung relatif selalu penuh / hiruk pikuk selama 2 hari pameran. Tidak hanya untuk lingkungan/komunitas India saja, tapi pameran ini banyak menarik minat warga asing (eropa/america, dll) / expatriate, yang kebetulan tinggal di Singapore. Para pesertapun sangat variatif. Mulai dari produsen perhiasan, baju2 khas India, makanan/kudapan khas India, tas, serta pernak pernik rumah tangga khas India.

Banyak pengunjung yang terpesona dengan tampilan IWJC, terutama mereka-mereka yg sering datang di event ini dan mengetahui bahwa kami adalah PESERTA BARU dengan sajian dagangan handmade yang sangat berbeda dari peserta-peserta yang lain. Alhamdulillah, komentar-komentar yang disampaikan sangat melegakan hati dan membuat kami yang berpartisipasi bersemangat untuk kembali bergabung dalam event yang sama.

Semoga di kesempatan-kesempatan mendatang, IWJC akan tampil dengan FORMASI yang lebih utuh, variasi produk yang lebih lengkap dan persiapan yang lebih mumpuni ..... aamiin ....

3 komentar:

devi mustikarini mengatakan...: hebattt... semoga dilancarkan perjalanan dan dimudahkan pejualannya. Amin; 18 September 2011 pukul 18.23
Maniq Reygha mengatakan...: Amin YRA, semoga sukses dan bartambaha langganan dari macanegara...jadi aku bisa ngenger sama mba Annie..hehehe...; 18 September 2011 pukul 18.39
samsiah iah mengatakan...: bravo mba!; 18 September 2011 pukul 19.01

Posting Komentar

Merajut Tali Kesabaran dalam Keluarga

Di kutip dari milis "Hanya Wanita"

Ada 4 macam bidang kesabaran dalam berumah tangga

PERTAMA, sabar menghadapi kekurangan pasangan. Pernikahan adalah kesimpulan

Terakhir setelah seseorang mempertimbangkan semua kekurangan dan kelebihan pasangan. Tidak pada tempatnya bisa setelah menikah seorang suami mengeluhkan kekurangan yang ada pada istrinya. Demikian pula sebaliknya. Masing-masing harus menerima kekurangan atau kelebihan pasangannya dengan penuh kesabaran. Pernikahan adalah sarana untuk saling melengkapi, bukan untuk saling mengalahkan. Salah satu hakikat sabar dalam pernikahan adalah menghilangkan keluh kesah pada saat tidak enaknya menghadapi segala kekurangan. Tidak ada keluh kesah selain pada Allah SWT. Karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa siapa saja yang menikah karenan ketampanan atau kecantikan, maka suatu saat rupa tersebut akan menghinakannya. Kecantikan dan ketampanan itu temporer sifatnya, tidak langgeng. Ketika belum menikah, pasangan kita begitu cantik, tapi setelah punya anak maka kecantikan itu akan semakin menurun untuk kemudian hilang sama sekali setelah tua. Tanpa adanya kesabaran, sebuah rumahtangga tidak akan bertahan lama

KEDUA, sabar menghadapi godaan. Rumahtangga itu laksana perahu.

Untuk mencapai pula kebahagiaan di syurga, perahu itu harus berlayar mengarungi luasnya samudra masalah, indahnya pernikahan analog dengan indahnya pantai. Namun jangan lupa, siapa saja yang bertolak dari pantai untuk menyebrangi lautan, maka ia akan menemukan ganasnya ombak. Siapa saja yang tidak membawa bekal dan persiapan matang, tidak mustahil bahtera rumahtangganya akan karam ditelan gelombang. Nikah adalah ikatan yang teramat suci lagi kuat, mitsaqn qhalidza, sehingga jangan dinodai dengan saling menyakiti. Dalam Alquran, kata mitsaqan qhalidza dipakai untuk menyebutkan ikatan antara Allah dengan rasulNya. Tidak akan pernah sukses seorang suami yang sering menyakiti istrinya. Walau awalnya bergelimang harta, sukses dalam karir, tapi pada suatu saat ia akan menemui kehancuran. Begitu pula seorang istri yang tidak taat dan selalu menyakiti suaminya, hidupnya tidak akan berkah dan bahagia. Karena itu suami istri harus punya komitmen untuk saling setia. Inilah hakikat mitsaqan qhalidza. Sehingga, menjaga tali pernikahan agar tetap kokoh adalah jihad akbar. Arasy' tidak akan berguncang saat seseorang meninggalkan shaum wajib, tidak akan berguncang saat seseorang lalai dalam shalat, namun ia akan berguncang tatkala sepasang suami istri memutuskan untuk bercerai. Pernikahan itu menanadai bersatunya darah daging suami dan istri. Karena sudah bersatu, maka tidak mungkin lagi ada rahasia. Syurga bisa terbuka karena pernikahan, dan neraka pun bisa terbuka lebar karena pernikahan. Orang yang menyayangi istri atau suaminya, mereka akan disayangi Yang Maha Penyayang. Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang kasih sayang (al-rahimun) akan dikasihsayangi oleh Yang Maha Kasih Sayang (Al-Rahman). Karena itu kasih sayangilah manusia di Bumi maka Dia yang di langit akan kasih sayang kepadamu."

KETIGA, sabar menghadapi kekurangan dan keterbatasan rezeki.

Berapapun rezeki yang kita dapat, kita harus mampu mensyukurinya. Dengan syukur itulah Allah akan menolong rumahtangga kita dan melipatgandakan rezeki yang kita dapatkan. Allah SWT berfirman, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih (QS Ibrahim 14:7)

KEEMPAT, sabar menghadapi keluarga dari pihak suami atau istri

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa pernikahan itu mengawali bertemunya dua keluarga besar. Karena pertemuan dua keluarga, maka yang nikah bukan aku, tapi kami. Berkaitan dengan hal ini, Imam Syafi'i menganjurkan agar orangtua memilihkan jodoh untuk anaknya, dengan catatan anaknya harus saling mencintai. Siapapun yang akan menikah, maka ia harus siap punya ayah dua dan ibu dua. Iapun harus siap menghormati mertua sebagaimana menghormati kedua orangtuanya.

Sabar adalah sebuah keniscayaan. Karena itu, dalam QS Az-Zumar ayat 10, Allah SWT menjanjikan pahala luar biasa bagi orang yang sabar. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.